Popular Posts

Category List

About

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma

Link Gunadarma














Gunadarma

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO BAAK

Translate This Page

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Minggu, 13 Oktober 2013
Nama  : Muhammad Husnul Aziz
Kelas   : 1EB20
NPM   : 25213969


















I. Pendahluan

Indonesia telah lama dikenal sebagai “Gudang Jamur”. Hal ini wajar jika kita mengingat iklim yang ada di negeri ini adalah iklim tropis dimana merupakan iklim yang sangat cocok sekali bagi tumbuhnya jamur. Tingginya permintaan jamur di pasar lokal maupun pasar internasional, maka berbinis jamur menjadi salah satu peluang usaha yang cukup menarik untuk digeluti. Jamur Tiram memiliki nilai jual yang relatif tinggi. Hal ini karena kandungan senyawa yang bermanfaat pada jamur tiram membuat penggunaannya tidak hanya sebatas untuk bahan makanan bahkan telah meluas menjadi bahan baku obat-obatan. 

Prospek melakukan bisnis jamur tiram di Indonesia sangat cerah, karena kondisi dalam dan lingkungan Indonesia sangat cocok untuk budidaya jamur. Selain itu permintaan pasar akan jamur tiram di Indonesia sangat tinggi sedangkan ketersediaan akan jamur tiram tersebut masih belum memenuhi, sebagai contoh, untuk daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Depok menurut manajer pemasaran sebuah perusahaan jamur tiram di desa Pandansari, kecamatan Ciawi tiap harinya memerlukan 40 ton jamur tiram segar, sedangkan perusahaannya hanya mampu memproduksi jamur tiram segar setiap harinya sebesar 1 ton.

II. ISI

Membudidayakan jamur tiram memang menjanjikan untung besar bagi pelakunya. Selain permintaan pasar yang cenderung meningkat setiap harinya, jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Pada dasarnya habitat jamur tiram berada di daerah yang sejuk seperti di kawasan pegunungan maupun hutan. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, kini jamur tiram mulai dibudidayakan masyarakat dengan bantuan media tanam buatan berupa baglog. Baik dalam skala kecil/rumah tangga maupun dalam skala besar berupa industri budidaya jamur tiram.

Beberapa jenis jamur tiram yang dapat dibudidayakan antara lain tiram putih (pleurotus ostreatus), jamur tiram abu-abu (pleurotus sajorcaju), jamur tiram coklat (pleurotus cystidiosus), jamur tiram merah (pleurotus flabellatus), serta jamur tiram kuning (pleurotus sp.). Meskipun begitu, di Indonesia sendiri jenis jamur tiram yang banyak dibudidayakan adalah jamur tiram yang berwarna putih atau white oyster. Untuk bisa sukses membudidayakan jamur tiram, ada beberapa tahapan yang perlu disiapkan.

Tahapan Menyiapkan Bibit

Sebelum fokus memulai teknik budidaya jamur tiram, sebaiknya persiapkan terlebih dahulu bibit jamur yang akan digunakan. Dalam mempersiapkan bibit jamur ada beberapa rangkaian proses yang perlu di lakukan, seperti menyiapkan media biakan, pengambilan eksplan, dan inokulasi eksplan yang semuanya membutuhkan ketepatan dan ketelitian. Apabila kurang teliti maka resikonya pertumbuhan miselium tidak bisa maksimal, sehingga kualitas bibit yang dihasilkan juga kurang bagus. Karena itu, bagi yang kesulitan dalam membuat bibit murni (bibit F1) sendiri. Lebih baik membeli bibit jamur F2, F3 atau F4 melalui beberapa supplier yang terpercaya. Misalnya saja seperti di laboratorium mikrobiologi/biologi yang dikembangkan perguruan tinggi atau perusahaan jamur skala besar yang ada di sekitar.

Tahapan Budidaya

Ketika bibit jamur sudah disiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah menanam bibit ke media tanam hingga jamur yang dibudidayakan bisa diambil hasil panennya. Cara budidaya jamur tiram yang bisa Anda jalankan antara lain sebagai berikut :

1. Menyiapkan media tanam
Media tanam yang dapat di gunakan untuk membudidayakan jamur adalah substrat berupa serbuk gergaji kayu (80%) yang dicampurkan dengan bekatul (10-15%), kapur (3%), dan air secukupnya (kandungan 40-60%). Campuran media tanam tersebut biasa disebut dengan istilah baglog jamur.

2. Fermentasi
Tahapan fermentasi media tanam jamur perlu dilakukan sebelum media tersebut digunakan. Fermentasi dilakukan dengan cara mendiamkannya selama 5-10 hari, agar terjadi pelapukan atau pengomposan media yang lebih cepat. Pada proses ini suhu media akan meningkat sampai 70°C, dan selama proses tersebut harus dilakukan pembalikan media setiap harinya agar pelapukan bisa merata ke seluruh bagian media. Proses ini penting untuk mematikan jamur liar yang mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Fermentasi selesai apabila media sudah berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman.

3. Sterilisasi
Selanjutnya media tanam bisa dimasukan dalam kantong plastik jenis polipropilen hingga mendekati penuh dan pada bagian atas dipasang ring sehingga berbentuk seperti botol atau baglog. Pada bagian ring disumbat dengan kapas dan dipasang penutup baglog agar saat proses sterilisasi (pengukusan atau pengovenan) media tidak kemasukan air. Sterilisasi secara sederhana dapat dilakukan dengan cara mengukus baglog, manfaatkan panas uap air dengan suhu 95-110°C dalam kurun waktu 8 sampai 10 jam.

4. Inokulasi

Baglog jamur yang sudah disterilisasi selanjutnya dipindahkan ke ruang inokulasi dan didiamkan selama 24 jam unutuk mengembalikan media ke suhu normal. Ruang inokulasi harus steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Apabila suhu media telah kembali normal, maka proses penanaman bibit jamur bisa dilaksanakan. Ambilah botol bibit F3, semprotkan alkohol ke botol tersebut lalu panaskan mulut botol di atas api spritus hingga kapas pada tutup jamur terbakar, lalu matikan apinya. Kemudian penyumbat kapas dibuka dan bibit diaduk dengan menggunakan kawat yang sudah disterilkan diatas api. Terakhir, masukan bibit jamur sekitar 10 gram ke baglog hingga lehernya penuh, dan tutup kembali dengan kapas.

5. Inkubasi
Tahapan kelima yaitu inkubasi atau pemeraman agar bibit jamur yang telah ditanam segera ditumbuhi miselium. Idealnya ruang inkubasi yang dibutuhkan memiliki suhu sekitar 24-29°C, tingkat kelembapan 90-100%, intensitas cahaya 500-1.000 lux dan sirkulasi udara 1 sampai 2 jam. Umumnya pertumbuhan miselium hingga merata membutuhkan waktu 15-30 hari di ruang inkubasi, apabila miselium sudah tumbuh merata maka baglog jamur sudah bisa dipindahkan di kumbung jamur untuk dibudidayakan.

6. Budidaya di kumbung jamur
Bila baglog jamur telah ditumbuhi miselium secara merata, itu artinya jamur tiram siap untuk dibudidayakan. Lubangi baglog di beberapa tempat dengan menggunakan silet atau pisau yang sudah disterilkan. Biasanya jamur tiram akan tumbuh setelah 1 sampai 2 bulan ditempatka di kumbung jamur. Lakukan penyiraman untuk menjaga kelembapan kumbung jamur, idealnya pada bisnis budidaya jamur tiram penyiraman bisa dilakukan hingga 3 kali sehari yaitu pada waktu pagi, siang, dan sore. Selama satu periode tanam, jamur tiram dapat dipanen 4-8 kali disesuaikan dengan kondisi yang ada disekitar kumbung jamur.

Ada banyak keuntungan dibalik kemudahan dalam membudidayakan Jamur Tiram, Salah satu keuntungan budidaya jamur tiram yang paling menonjol yaitu, sifat jamur tiram yang dapat tumbuh sepanjang tahun, alias tidak tergantung pada musim. Hal inilah yang menjadikan produksi jamur tiram bersifat berkesinambungan. Jelaslah jika dilihat dari sisi bisnis, perputaran uang yang terjadi begitu cepat.

Budidaya jamur tiram juga mempunyai keuntungan lain, yaitu proses budidaya yang mudah dilakukan. Apabila kebutuhan hidup jamur sesuai, termasuk pada suhu, dan kelembapannya serta steril bibit dan kumbung jamur terjaga.

Beberapa keuntungan budidaya jamur tiram yang lain :

1. Budidaya Jamur Tiram hanya memanfaatkan limbah organik yang banyak melimpah di tengah masyarakat, murah dan mudah didapat


2. Budidaya Jamur Tiram dengan penggunaan modal yang relatif kecil dan terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.

3. Budidaya jamur tiram tidak menggunakan lahan yang luas.(100 mtr persegi bisa menampung kurang lebih 7500 baglog, dengan estimasi pendapatan Rp.200.00 per hari.

4. Permintaan jamur tiram yang standar di pasaran, karena jamur tiram sudah terposisi sebagai jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, jamur tiram yang mempunyai cita rasa yang lezat juga bergizi tinggi dan bisa digunakan sebagai makanan alternatif untuk pengobatan.

5. Teknologi tepat guna yang murah dan sederhana sehingga lapisan masyarakat pedesaan bisa melakukan budidaya jamur tiram ini.

6. Budidaya Jamur Tiram fleksibel sehingga bisa dijalankan siapa saja, dimana saja,kapan saja dan tidak mengenal musim, bisa dijalankan dalam skala rumah tangga /kecil ,menengah bahkan dengan teknologi modern.

7. Dibanding usaha budidaya yang lain,jamur tiram mempunyai waktu panen yang singkat 1.5 bulan sudah memetik hasil,tidak membutuhkan biaya pakan, obat-obatan, dan pupuk. tenaga kerja yang sedikit sehingga hasil bisa maksimal.

III. Penutup

Menekuni bisnis budidaya jamur tiram memang sangat menguntungkan. Tingginya permintaan pasar dan mudahnya proses budidaya jamur tiram serta harga jual yang stabil, bahkan cendrung merangkak naik setiap tahunnya menjadi salah satu alasan mengapa jenis jamur ini lebih sering dibudidayakan masyarakat dibandingkan jenis jamur lainnya. Disamping itu, dari segi teknik budidaya, keunggulan jamur tiram adalah dapat tumbuh sepanjang tahun tanpa tergantung pada musim sehingga pemanenan bisa dilakukan setiap hari, bahan baku untuk media tanam jamur mudah diperoleh, pembudidayaan tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas, teknologi budidaya cukup sederhana dan mudah diterapkan, risiko kegagalan yang rendah, dan termasuk jamur yang “kebal” terhadap serangan hama penyakit.

Meskipun begitu, sampai hari ini ada sebuah kendala yang sering dihadapi para pemula dalam menjalankan bisnis budidaya jamur tiram. Yaitu faktor pemilihan lokasi budidaya yang sesuai dengan habitat hidup jamur tersebut. Kota Malang merupakan salah satu lokasi yang tepat untuk budidaya jamur tiram karena suhu dan kelembapannya. Kota Malang sendiri juga dikelilingi beberapa gunung.

IV. Daftar Pustaka

Sumber :
  1. http://berbisnisjamur.com/budidaya-jamur-tiram/
  2. http://www.majalahpangan.com/artikel.php?id=153
  3. http://www.jamurpedia.com/blog/keuntungan-budidaya-jamur-tiram/
  4. http://www.jamurpedia.com/blog/potensi-ekonomi-jamur-tiram/
  5.  

0 komentar: